Promosi Kesehatan

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Promosi kesehatan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu health promotion. Penerjemahan kata health promotion atau tepatnya promotion of health kedalam bahasa Indonesia pertama kali dilakukan ketika para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia menerjemahkan lima tingkatan pencegahan (five levels of prepention) dari H.R.Leavell dan E. G. Clark dalam buku preventive medicine for the doctor in his community.
Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan kesehatan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mampu berperan secara aktif dalam masyarakat sesuai sosial budaya setempat yang didukung oleh kebijakan public yang berwawasan. (Depkes RI)
Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson,1998).
Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). Dalam konferensi ini ,health promotion di maknai sebagai perluasan dari healt education atau pendidikan kesehatan.

Menurut Leavell dan Clark (1965), dari sudut pandang kesehatan masyarakat, terdapat 5 tingkat pencegahan terhadap penyakit, yaitu :
1. Promotion of healt
2. Specifik protection
3. Early diagnosis and prompt treatment
4. Limitation of disability dan
5. Rehablitation.
Organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi mengenai promosi kesehatan :
“ Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and improve, their health. To reach a state of complete physical, mental, and social, well-being, an individual or group must be able to identify and realize aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with the environment “.
(Ottawa Charter,1986).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana upaya kesehatan dalam pelayanan promotif,kurati,preventif,dan rehabilitative?

C . Tujuan
Memberikan informasi tentang pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif.

D. Manfaat
1. Untuk memberikan informasi tentang upaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan secara promotif,kuratif,rehabilitative,preventif
2. Untuk membantu masyarakat dalam memperoleh informasi tentang kesehatan

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PROMOSI KESEHATAN DALAM TEORI
Promosi kesehatan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu health promotion. Penerjemahan kata health promotion atau tepatnya promotion of health kedalam bahasa Indonesia pertama kali dilakukan ketika para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia menerjemahkan lima tingkatan pencegahan (five levels of prepention) dari H.R.Leavell dan E. G. Clark dalam buku preventive medicine for the doctor in his community.
Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan kesehatan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mampu berperan secara aktif dalam masyarakat sesuai sosial budaya setempat yang didukung oleh kebijakan public yang berwawasan. (Depkes RI)
Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan, organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson,1998).
Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya). Dalam konferensi ini ,health promotion di maknai sebagai perluasan dari healt education atau pendidikan kesehatan.

Menurut Leavell dan Clark (1965), dari sudut pandang kesehatan masyarakat, terdapat 5 tingkat pencegahan terhadap penyakit, yaitu :
1. Promotion of healt
2. Specifik protection
3. Early diagnosis and prompt treatment
4. Limitation of disability dan
5. Rehablitation.
Organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi mengenai promosi kesehatan :
“ Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and improve, their health. To reach a state of complete physical, mental, and social, well-being, an individual or group must be able to identify and realize aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with the environment “.
(Ottawa Charter,1986).

B. USAHA KESEHATAN MENURUT GARIS BESAR
Dalam garis besar usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 4 golongan, yaitu :
1. UPAYA PROMOTIF
Tujuan upaya promotif adalah agar masyarakat mampu meningkatkan status kesehatannya. Sasarannya adalah kelompok orang sehat. Contoh-contoh upaya promotif yang dapat dilakukan dalam pelayanan kebidanan adalah :
• Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi pada ibu tentang pemenuhan dan peningkatan gizi bayi dan balita pada usianya.

• Memberikan informasi tentang imunisasi pada ibu-ibu yang memiliki bayi, informasi tersebut meliputi manfaat, efek samping, jenis-jenis imunisasi dan akiba jika tidak dilakukan imunisasi pada bayi
• Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi tentang pemantauan tumbuh kembang balita pada ibu-ibu yang memiliki balita.
• Pemeriksaan kesehatan reproduksi pada usia pranikah untuk mengetahui keadaan organ reproduksinya.
• Penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil.
• Penyuluhan tentang gizi pada ibu hamil karena selama kehamilan ibu mengalami peningkatan kebutuhan gizi dan ibu harus memenuhi gizi tersebut.
• Pemberian informasi tentang tanda bahaya dalam kehamilan pada ibu hamil agar ibu hamil segera memeriksakan diri jika mengalami salah satu tanda tersebut.
• Informasi tentang perawatan payudara pada ibu hamil sebagai persiapan untuk masa laktasi nantinya
• Informasi tentang persalinan dan kebutuhan selama persalinan
• Informasi tentang kebutuhan nifas seperti kebutuhan gizi, kebutuhan hygiene, perawatan bai, dan lain-lain
• Informasi tentang diet yang tepat pada masa lansia
• Informasi tentang menopause pada lansia
• Informasi tentang pentingnya olahraga dan istirahat yang cukup pada masa lansia
2. USAHA PENCEGAHAN (USAHA PREVENTIF)
Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja
dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat
Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu :
a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah
b. Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumah
c. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
d. Deteksi dini kasus dan factor resiko (maternal, balita, penyakit).
e. Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil

3. USAHA PENGOBATAN (USAHA KURATIF)
Upaya kuratif bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga, kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan.
Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu :
a. Dukungan penyembuhan, perawatan, contohnya : dukungan psikis penderita TB
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin dan nifas
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir
f. Pemberian obat : Fe, Vitamin A, oralit.

4. USAHA REHABILITASI
Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat dirumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.
Usaha yang dilakukan, yaitu:
a. Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti, patah tulang, kelainan bawaan
b. Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya, TBC (latihan nafas dan batuk), Stroke (fisioterapi).
Dari ketiga jenis usaha ini, usaha pencegahan penyakit mendapat tempat yang utama, karena dengan usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik, serta memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan usaha pengobatan maupun rehabilitasi.

C. TINGKAT-TINGKAT USAHA PENCEGAHAN
Leavell dan Clark dalam bukunya “ Preventive Medicine for the Doctor in his Community” , membagi usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit.

Usaha-usaha pencegahan itu adalah :
a) Masa sebelum sakit
1. Mempertinggi Nilai Kesehatan (Health Promotion)
Promotif adalah usaha mempromosikan kesehatan kepada masyarakat. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,keluarga, kelompok dan masyarakat. Setiap individu berhak untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup dan untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatannya.
Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Beberapa usaha diantaranya :
a. Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya.
b. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti : penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya.
c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat sesuai kebutuhannya.
d. Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik.
2. Memberikan Perlindungan Khusus Terhadap Suatu Penyakit (Specific Protection)
Usaha ini merupakan tindakan pencegahan terhadap penyakit-penyakit tertentu yang gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Beberapa usaha diantaranya adalah :

a. Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah terhadap penyakit-penyakit tertentu. Contohnya : imunisasi hepatitis diberikan kepada mahasiswi kebidanan yang akan praktek di rumah sakit.
b. Isolasi terhadap penderita penyakit menular. Contohnya : isolasi terhadap pasien penyakit flu burung.
c. Perlindungan terhadap kemungkinan kecelakaan di tempat-tempat umum dan di tempat kerja. Contohnya : di tempat umum, misalnya adanya rambu-rambu zebra cross agar pejalan kaki yang akan menyebrang tidak tertabrak oleh kendaraan yang sedang melintas. Sedangkan di tempat kerja : para pekerja yang memakai alat perlindungan diri.
d. Peningkatan keterampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik. Contohnya : kursus-kursus peningkatan keterampilan, seperti kursus menjahit, kursus otomotif.
e. Penanggulangan stress. Contohnya : membiasakan pola hidup yang sehat , dan seringnya melakukan relaksasi.
b) Pada masa sakit
1. Mengenal dan Mengetahui Jenis Penyakit pada Tingkat Awal Serta Mengadakan Pengobatan yang Tepat dan Segera (Early Diagnosis And Prompt Treatment)
Early diagnosis mengandung pengertian diagnosa dini atau tindakan pencegahan pada seseorang atau kelompok yang memiliki resiko terkena penyakit.Tindakan yang berupaya untuk menghentikan proses penyakit pada tingkat permulaan sehingga tidak akan menjadi parah. Prinsipnya diterapkan dalam program pencegahan, pemberantasan dan pembasmian macam penyakit baik menular ataupun tidak dan memperhatikan tingkat kerawanan penyakit terhadap masyarakat yang tinggi.

Misalnya : TBC paru-paru, kusta, kanker, diabetes, jantung dll. Sedangkan Prompt treatment memiliki pengertian pengobatan yang dilakukan dengan tepat dan segera untuk menangani berbagai masalah yang terjadi.
Prompt treatment merupakan tindakan lanjutan dari early diagnosis. Pengobatan segera dilakukan sebagai penghalang agar gejala tidak menimbulkan komplikasi yang lebih parah.
Tujuan utama dari usaha ini adalah :
a. Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepatnya dari seytiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera
b. Pencegahan menular kepada orang lain, bila penyakitnya menular
c. Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan suatu penyakit

Beberapa usaha diantaranya :
a. Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan misalnya pemeriksaan darah, rontgen, paru-paru dsb, serta memberikan pengobatan
b. Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat diberikan segera pengobatan dan tindakan-tindakan yang lain misalnya isolasi, desinfeksi, dsb.
c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau tidaknya usaha pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian tenaga kesehatnnya, melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan itu diberikan.

Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan usaha penyembuhan menjadi lebih sulit, bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat. Kemungkinan kecacatan terjadi lebih besar penderitaan si sakit menjadi lebih lama, biaya untuk pengobatan dan perawatan menjadi lebih besar.

2. Pembatasan Kecacatan dan Berusaha Untuk Menghilangkan Gangguan Kemampuan Bekerja yang Diakibatkan Suatu Penyakit (Disibility Limitation)
Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat. Bila sudah terjadi kecacatan, maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertamabah berat (dibatasi), fungsi dari alat tubuh yang menjadi cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.peran bidan dalam hal tersebut yaitu memberikan pelayanan kesehatan secara professional, melakukan pendampingan pada pasien untuk mendapatkan kesehatan secara sempurna, serta memberikan pendidikan kesehatan untuk masyarakat sejak dini
3. Rehabilitasi (Rehabilitation)
Rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat, sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat, semaksimalnya sesuai dengan kemampuannya.
Rehabilitasi ini terdiri atas :
a. Rehabilitasi fisik
Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimalnya. Misalnya, seorang yang karena kecelakaan, patah kakinya, perlu mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang patah yaitu denganmempergunakan kaki buatan yang fungsinya sama dengan kaki yang sesungguhnya.
b. Rehabilitasi mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyusuaikan diri dalam hubungan perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat badania muncul pula kelainan-kelaianan atau gangguan mental.untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali kedalam masyarakat
c. Rehabilitasi social vokasional
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.
d. Rehabilitasi aesthetis
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan, walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya: misalnya penggunaan mata palsu.

Usaha pengembalian bekas penderita ini kedalam masyarakat, memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan memahami keandaan mereka (fisik mental dan kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam proses penyesuian dirinya dalam masyarakat dalam keadan yang sekarang ini.

Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah pancasila yang berdasarkan unsur kemanusian dan keadailan social. Mereka yang direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga masyarakat, bukan hanya berdasarkan belas kasian semata-mata, melainkan juga berdasarkan hak asasinya sebagai manusia.

Sedangkan peran bidan dalam rehabilitasi (pemulihan) yaitu:
1. Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan melibatkan masyarakat
2. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali
3. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.
4. Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit
5. Memberikan konseling pada penderita kecacatan
6. Memberikan keyakinan dalam kesembuhan, menumbuhkan kepercayaan diri untuk bersosialisasi dgn masyarakat
7. Memberikan pendidikan kesehatan
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.Upaya promotif adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan status/ derajad kesehatan yang optimal. Sasarannya adalah kelompok orang sehat. Tujuan upaya promotif adalah agar masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya.

SARAN
Diharapkan masyarakat dapat mengetahui tentang pentingnya upaya kesehatan secara promotif,dan bisa menerapkan dalam kehidupan. Dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan oleh karena itu Kami mohon saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA
Mubaraq,Wahit Iqbal.2011.Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika.
Azwar, S. 2003. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prof soekidjo Notoatmojo” pendekatan promotif,kuratif ,rehabilitative,dan preventif”
http://www.Santibarlian.blogspot.com.melaksanakan upaya promotif
http://superbidanhapsari.wordpress.com/2009/10/22/promosi-kesehatan-bidan-pada-bayi/

Tinggalkan komentar